Peta Desa Ngasinan
Struktur Desa
Desa Ngasinan terbagi menjadi 6 Dusun dengan 20 Ketua RT,
6 Ketua RW, 6 Kepala Dusun dan 5 Kepala Urusan. Berikut daftar keseluruhan
aparat Pemerintahan Desa Ngasinan :
No
|
Nama
|
L/P
|
Tempat Lahir
|
Tanggal Lahir
|
Jabatan
|
SK Pengangkatan
|
1
|
M. Hamron Rosadi
|
L
|
Purworejo
|
Kepala Desa
|
||
2
|
Dyan
|
L
|
Purworejo
|
Sekretaris Desa
|
||
3
|
Andriawan
|
L
|
Purworejo
|
Kaur Pemerintahan
|
||
4
|
Niryo Suwito
|
L
|
Purworejo
|
Kaur Pembangunan
|
||
5
|
Turijan
|
L
|
Purworejo
|
Kaur Kesra
|
||
6
|
Sujiyanto
|
L
|
Purworejo
|
Kaur Keuangan
|
||
7
|
Eko Budi Siswanto
|
L
|
Kulon Progo
|
Kaur Umum
|
||
8
|
Suharno
|
L
|
Purworejo
|
Kadus I
|
||
9
|
Surip
|
L
|
Purworejo
|
Kadus II
|
||
10
|
Trimono
|
L
|
Purworejo
|
Kadus III
|
||
11
|
Agus Wahyudi
|
L
|
Purworejo
|
Kadus IV
|
||
12
|
Slamet Riyadi
|
L
|
Purworejo
|
Kadus V
|
||
13
|
Irpan
|
L
|
Purworejo
|
Kadus VI
|
Desa Ngasinan terletak ke arah Barat Laut dari Kantor
Kecamatan bener adalah daerah pegunungan dengan ketingian sekitar 650 dpl.
Berbatasan langsung dengan kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Magelang. Mata
Pencaharian penduduk sebagian besar adalah sebagai petani.
Kayu albasia merupakan salah satu tanaman yang cocok
tumbuh di Desa Ngasinan Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo. Sebagai besar
penduduknya menanam tanaman albasia untuk lahan yang kurang produktif. Semisal
menggantikan tanaman bambu, atau salak.
Dengan pertumbuhan tanaman yang cepat dan harga yang
stabil, menanam pohon albasia merupakan harapan bagi masyarakat untuk lebih
mendapatkan manfaat dari lahan. Tanaman albasia sudah dapat menghasilkan kayu
yang cukup baik hanya dalam kurun waktu 5 tahun, berbeda dengan pohon mahoni
atau sejenisnya yang puluhan tahu baru dapat dijual.
Untuk penjualan kayu, masyarakat tidak susah, cukup
menawarkan kepada pemilik usaha yang ada di Desa Ngasinan atau desa terdekat,
dan juga kepada perusahaan pengolahan kayu. Di Desa Ngasinan sendiri terdapat
Penggergajian Kayu di Dusun Kedondong.
Hasil hutan lainnya yang ada di Desa Ngasinan diantaranya
: kayu Mahoni, Glugu (Pohon Kelapa), Waru, Bambu, dan lain sebagainya.
Gula jawa merupakan bahan makanan berwarna coklat dan
memiliki rasa yang manis. Bisa terbuat dari lira pohon kelapa maupun enau
(aren).
Di Desa Ngasinan membuat gula jawa merupakan pekerjaan pokok sebagaian warga. Rata-rata warga pembuat gula jawa memiliki 5 sampai 40 batang pohon kelapa. Dan hasil olahan dari lira menjadi gula bisa di dapat 2 - 5 Kg gula jawa per hari. Dan dari hasil ini misal dirata-rata setiap warga pemproduksi gula jawa dapat 2 Kg/hari/orang maka dalam sebulan dapat menghasikan sekitar 3 ton Gula Jawa.
Merupakan sebuah peluang besar apabila warga memiliki kelompok usaha Gula gula jawa dan memiliki kerja sama dengan perusahaan/pabrik yang dalam produksinya membutuhkan gula jawa.
Di Desa Ngasinan Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo ini pengolahan lira menjadi Gula Jawa / Gula Merah tersebar di enam dusun, yaitu Dusun Banaran, Dusun Kedondong, Dusun Pesanggrahan, Dusun Jumbleng, Dusun Krajan dan Dusun Pencar. Namun untuk produksi terbanyak yaitu di Dusun Kedondong dan Dusun Pesanggrahan. Dengan rata-rata pemilih usaha ini memiliki lebih dari 10 pohon penghasil lira untuk dipanjat setiap harinya.
Di Desa Ngasinan membuat gula jawa merupakan pekerjaan pokok sebagaian warga. Rata-rata warga pembuat gula jawa memiliki 5 sampai 40 batang pohon kelapa. Dan hasil olahan dari lira menjadi gula bisa di dapat 2 - 5 Kg gula jawa per hari. Dan dari hasil ini misal dirata-rata setiap warga pemproduksi gula jawa dapat 2 Kg/hari/orang maka dalam sebulan dapat menghasikan sekitar 3 ton Gula Jawa.
Merupakan sebuah peluang besar apabila warga memiliki kelompok usaha Gula gula jawa dan memiliki kerja sama dengan perusahaan/pabrik yang dalam produksinya membutuhkan gula jawa.
Di Desa Ngasinan Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo ini pengolahan lira menjadi Gula Jawa / Gula Merah tersebar di enam dusun, yaitu Dusun Banaran, Dusun Kedondong, Dusun Pesanggrahan, Dusun Jumbleng, Dusun Krajan dan Dusun Pencar. Namun untuk produksi terbanyak yaitu di Dusun Kedondong dan Dusun Pesanggrahan. Dengan rata-rata pemilih usaha ini memiliki lebih dari 10 pohon penghasil lira untuk dipanjat setiap harinya.
Semangat warga Desa Ngasinan dalam kegiatan gotong royong dalam segala kegiatan, merupakan penyemangat yang luar biasa untuk Pemerintah Desa Ngasinan untuk mendapatkan bantuan dari Pemerintah Pusat dalam berbagai bidang. Pembangunan, Pertanian, Keagamaan, dan lain sebagainya.
Guna meningkatkan sarana prasarana desa khususnya jalan
dan jembatan yang merupakan salah satu program pembangunan desa. Pemerintah
Desa Ngasinan berupaya mewujudkan harapan masyarakat dalam hal ini.
Pembangunan jembatan ini bertujuan untuk memudahkan akses masyarakat menuju area persawahan dan pemakaman.
Pembangunan jembatan ini bertujuan untuk memudahkan akses masyarakat menuju area persawahan dan pemakaman.
KESENIAN DARI DESA NGASINAN TAMPIL DI MOZAIK BUDAYA
2009-SURAKARTA
Bertempat di Bakorwil II Surakarta pada tanggal 27-28
Juni 2009 diadakan kegiatan Mozaik Budaya yang mana didalamnya dilaksanakan
Gelar Seni Budaya dan Pameran Potensi Daerah se-Bakorwil II Surakarta. Kegiatan
tersebut diikuti oleh semua Kabupaten/Kota se – Bakorwil II (eks Karesidenan
Surakarta dan Kedu).
Untuk pementasan Gelar Seni Budaya, Kabupaten Purworejo menampilkan Organisasi Kesenian “Campursari Ngudi Utomo” dari Desa Ngasinan Kecamatan Bener pimpinan Bapak Sukirman. Jenis kesenian yang ditampilkan adalah kesenian Warokan, yaitu tarian yang mengambil setting cerita warok jaman dahulu. Kesenian ini mengadakan pentas pada hari Minggu tanggal 28 Juni 2009 antara pukul 15.00 – 16.30 WIB, yang secara kebetulan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan Solo Batik Carnival 2009.
Dalam pementasannya kesenian ini mendapatkan apresiasi dan sambutan luar biasa dari penonton yang berkunjung di acara Mozaik Budaya.
Kepala Desa Ngasinan Hamron Rosadi, dalam kegiatan tersebut menyatakan berterima kasih atas penunjukkan grup kesenian desanya, dan berharap di masa yang akan datang pemberian kesempatan tampil seperti ini akan dapat meningkatkan eksistensi grup dan menjadi momen yang baik bagi perkembangan grup itu sendiri.
Untuk pementasan Gelar Seni Budaya, Kabupaten Purworejo menampilkan Organisasi Kesenian “Campursari Ngudi Utomo” dari Desa Ngasinan Kecamatan Bener pimpinan Bapak Sukirman. Jenis kesenian yang ditampilkan adalah kesenian Warokan, yaitu tarian yang mengambil setting cerita warok jaman dahulu. Kesenian ini mengadakan pentas pada hari Minggu tanggal 28 Juni 2009 antara pukul 15.00 – 16.30 WIB, yang secara kebetulan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan Solo Batik Carnival 2009.
Dalam pementasannya kesenian ini mendapatkan apresiasi dan sambutan luar biasa dari penonton yang berkunjung di acara Mozaik Budaya.
Kepala Desa Ngasinan Hamron Rosadi, dalam kegiatan tersebut menyatakan berterima kasih atas penunjukkan grup kesenian desanya, dan berharap di masa yang akan datang pemberian kesempatan tampil seperti ini akan dapat meningkatkan eksistensi grup dan menjadi momen yang baik bagi perkembangan grup itu sendiri.
Kesenian Warok
Warok merupakan salah satu kesenian tradisional yang
dikembangkan di Desa Ngasinan tepatnya di Dusun Kedondong. Foto di atas adalah
Anggota Kesenian Warok beserta Kepala Desa Ngasinan pada Mozaik Budaya 2009 di
Surakarta.
Kesenian Warok diketuai oleh Bapak Kirman dengan anggotanya adalah muda mudi Dusun Kedondong Desa Ngasinan Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo.
Dalam lomba kesenian Warok Kedondong pernah menjadi juara I tingkat kecamatan dan juara III tingkat kabupaten.
Kesenian Warok diketuai oleh Bapak Kirman dengan anggotanya adalah muda mudi Dusun Kedondong Desa Ngasinan Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo.
Dalam lomba kesenian Warok Kedondong pernah menjadi juara I tingkat kecamatan dan juara III tingkat kabupaten.
Kesenian warok adalah sebuah kesenian tradisional yang
merupaka salah satu kekayaan budaya yang di miliki bangsa Indonesia khususnya
di dusun kedondong Desa Ngasinan Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo Jawa
Tengah. Kesenian ini merupakan ini berdiri atas dasar pemikiran untuk
melestarikan budaya jawa. karena dari pengalaman bahwa suatu budaya apabila
tidak di lestarikan maka tidak tertutup kemungkinan akan mengakibatkan pudarnya
budaya itu sendiri. kesenian warok yang ada di Desa Ngasinan ini berdiri di
dusun Kedondong tepatnya di Rt 03 Rw 02. Meskipun kesenian ini hanyalah
pengembngan dari kesenian yang memang sudah ada sejak awalnya namun saat
sekarang ini image warok sudah melekat dalam kelompok kesenian ini yang tadinya
hanya ada kesenian toyak dan kuda lumping. kesenian ini di ketuan oleh Bapak
Kirman yang beralamat juga di Dusun Kedondong. dalam perjalannnya kesenian ini
sudah membuktikan ke eksisannya, dalam perlombaan seni dan Budaya kesenian ini
pernah menjadi juara I tingkat Kecamatan Bener dan menjadi Juara III Tingkat
Kabupaten Purworejo.
dalam kesenian Warok ini banyak terdapat tarian-tarian lain yang melibatkan muda mudi yang turut berpartisipasi sebagai anggota Kesenian ini diantaranya ada tarian Dawet ayu, Kinayakan, kuda lumping putri dan masih banyak lainnya.
dalam kesenian Warok ini banyak terdapat tarian-tarian lain yang melibatkan muda mudi yang turut berpartisipasi sebagai anggota Kesenian ini diantaranya ada tarian Dawet ayu, Kinayakan, kuda lumping putri dan masih banyak lainnya.
Kesenian Cekok Mondhol
Kesenian Cekok
Mondhol merupakan kesenian tradisional kerakyatan yang bernunansa keagamaan
Islam. Kesenian ini tumbuh dan berkembang di Desa Ngasinan Kecamatan Bener
Kabupaten Purworejo. Letak desa ini di daerah pegunungan, perbatasan
Kabupaten Purworejo dengan Kabupaten Wonosobo. Berawal dari ide sekelompok
pemuda desa, komunitas pengajian untuk membentuk grup kesenian yang bisa
dijadikan hiburan sekaligus tuntunan. Gerak, lagu dan syairnya serta musik
iringannya hasil adaptasi dari kesenian yang ada di daerah Magelang yaitu
Kubro Siswo yang kemudian dimodifikasi dengan hasil kreativitas para pemuda
setempat, dipelopori oleh pemuda yang bernama Purwadi sekitar tahun 1970-an.
”Cekok” adalah
istilah Jawa yang memiliki arti memasukkan jamu atau obat ke mulut yang
berguna untuk kesehatan tubuh. ”Mondhol” juga istilah Jawa yang artinya
bungkusan kain yang diikat. Relevan dengan syair lagu yang berisi nasehat
keagamaan Islam, hidup bernegara dan bermasyarakat, maka harapannya nasehat
yang diberikan tersebut disimpan untuk dijadikan tuntunan hidup, hal ini
dapat dilihat dari simbol yang ada pada kostum mereka yaitu blangkon yang
terdapat mondholannya.
Gerak tarinya
energik dengan dominasi gerak kaki. Ditarikan oleh kaum laki-laki karena
banyak hentakan kaki. Kostum yang dipakai adalah surjan lengkap dengan celana
komprang, kain batik, lontong, kamus (sabuk), blangkon yang terdapat
mondholannya. Alat musiknya terdiri dari kenthongan sejumlah 3 buah, ketipung
sejumlah 4 buah yang terbentuk dalam 1 set, bedhug sejumlah 1 buah dan
tamborin sejumlah 1 buah. Kesenian ini sering ditampilkan pada acara-acara
yang diselenggarakan oleh desa setempat dan sekitarnya, juga orang yang punya
hajatan dan pada festival kesenian rakyat.
|
Gebleg Ngasinan
Geblek merupakan salah satu makanan tradisional kota
Purworejo. Makanan ini dibuat dari tepung singkong, bentuknya seperti cincin.
Kenyal, alot dan gurih rasanya. Hal, hal inilah yang membuat orang merasa ingin
mencicipinya kembali.
Banyak sekali di temui warung-warung yang jualan Geblek
Bumbu di daerah Purworejo, dan di sini saya akan memperkenalkan salah satu
warung yang jualan Geblek Bumbu beserta gorengan lainnya, bahkan jika kalian
mau menginginkan ikan kecil- kecil atau udang goreng di warung tersebut juga
menyediakan.
Di dalam gubug kecil, tampak dua orang ibu – ibu sebut saja Ibu A dan Ibu M, dan di sini mereka dengan asiknya lagi menggoreng geblek bumbu dan kue-kue lain nya. Gubug kecil yang berada persis dipinggir jalan — jalan menghubungkan Purworejo dengan Bagelen — Desa Piji ini memang terlihat sepi. Lebih tepatnya berada di sebelah selatan jembatan Ngasinan, sebelum pertigaan jalan masuk ke Dukuh Jalatunda, Desa Piji, Bagelen. Sehingga banyak masyarakat lebih mengenal geblek Ngasinan.
Penjual geblek biasanya berjualan di sore atau malam
hari, lebih-lebih kalau ada keramaian seperti campursari, wayangan atau yang
lain. Tapi jangan khawatir, kalau Anda ingin mencari di pagi hari, tetep ada.
Kalau pagi biasanya penjual geblek berjualan di pasar desa atau pasar
tradisional.
Warung gubug kecil mungil yang tampak pada gambar
tersebut, tampak masih sepi karena pembeli belum banyak yang datang. Tapi
jangan di kira ini warung jualannya tidak laku.
Memang tampak kelihatan sepi tapi yang berdatangan untuk
membeli geblek tidak henti-henti silih berganti. Saya coba membeli setelah
bepergian dari Bagelen, dan sampai rumah ternyata diserbu beramai-ramai dan
langsung cepat habis….
Pikir saya karena mereka pada kelaperan sehingga gebleknya cepet habis, tapi setelah saya tanya satu persatu ternyata rasanya khas banget.., enak.
Pikir saya karena mereka pada kelaperan sehingga gebleknya cepet habis, tapi setelah saya tanya satu persatu ternyata rasanya khas banget.., enak.
Dan setelah saya merasakan gebleknya ternyata memang enak
sekali hehehehe. Saya coba balik ke tempat itu lagi kurang lebih sore hari jam
17:00 ternyata sudah habis. Terpaksa pulang dengan membeli gorengan lainnya
dari pada tidak dapat apa-apa.
Pekan Olah Raga Desa
Desa Ngasinan, Bener, Purworejo
merupakan salah satu di antara daerah-daerah yang memiliki potensi besar dalam
bidang Olah Raga. Hal itu di buktikan dengan adanya semangat pembuatan –
pembuatan lapangan Olah Raga dengan dana sukarela tanpa bantuan pemerintah.
Dengan latar belakang pemikiran
di atas, maka pada suasana semangat berolahraga. Maka dengan ini Karang Taruna Desa
Ngasinan menyelenggarakan kegiatan tahunan yaitu berupa PEKAN OLAH RAGA DESA ( PORDES
), di mana kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dukungan serta memberikan
wadah untuk menunjukan pontesi yang di miliki khususnya dalam bidang
keolahragaan.
"Video Tentang Kegiatan Desa"
0 komentar:
Posting Komentar